WHAT'S NEW?
Loading...
  

       Sektor perikanan baik tangkap maupun budidaya perlu terus diusahakan peningkatannya. Hal ini selain secara mikro sebagai salah satu sumber konsumsi utama protein bagi masyarakat, juga secara makro sebagai salah satu sektor yang dapat meningkatkan kekuatan ekonomi negara. Berdasarkan berbagai data hasil perikanan Indonesia, bangsa maritim ini memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju di bidang perikanan. Menurut catatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia potensi kelautan dan perikanan Nusantara ditaksir bisa mencapai Rp 380 triliun per tahun. Bahkan di tahun 2014, nilai ekspor komoditas perikanan mencapai 4,63 miliar dolar AS dan ditargetkan bisa mencapai 9,54 miliar dolar AS pada 2019.
  Namun berdasarkan berbagai pengamatan yang dilakukan, perikanan budidayalah yang sangat perlu lebih dioptimalkan karena diprediksikan bakal menjadi sektor penyangga perekonomian nasional. Hal ini karena menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo tren perikanan tangkap kian menurun. Bahkan berdasarkan data FAO (Badan Pangan Dunia) dalam 10 tahun terakhir, jumlah hasil perikanan tangkap dan perikanan budidaya sudah mendekati 50:50. Hal itu didasarkan pada rincian rata-rata jumlah hasil perikanan tangkap per tahun berkisar pada 92 juta ton sementara untuk perikanan budidaya terus meningkat hingga pada angka 90 juta ton per tahun. 
  Dengan adanya fakta semacam ini pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan, pelaku usaha, pembudidaya ikan dan stake holder lainnya dalam industrialisasi perikanan budidaya harus bersama-sama berusaha meningkatkan produktivitas baik dari segi kualitas maupun kuantitas hasil perikanan budidaya. Salah satu strategi dan kebijakan yang baru-baru ini digalakkan adalah perikanan budidaya berkelanjutan. Di antara strategi berkelanjutan tersebut adalah sebagai berikut.
  Perencanaan produksi. Melakukan perencanaan produksi yang matang merupakan salah satu sebab dihasilkannya produktivitas perikanan bubidaya yang sukses. Hal ini selain sebagai strategi awal usaha budidaya, juga untuk memikirkan berbagai faktor dan siklus alam yang tidak menentu yang dapat merugikan petani ikan di kemudian hari.
  Melakukan proses penyusunan budget. Dalam industri perikanan kesulitan dalam mengukur seberapa besar budget yang harus dikeluarkan merupakan hal rumlah. Beberapa perusahaan terkadang mengeluaran biaya yang tinggi untuk pengadaan bahan baku nilainya tidak sebanyak dengan hasil. Dalam industri perikanan peranan Finance Controller memegang peranan penting untuk membuat strategi yang tepat hingga menghasilkan estimasi pengadaan yang sepandan. 
  Menerapkan sistem menejemen keamanan pangan. Industri perikanan adalah jenis industri yang memiliki tingkat komitmen yang sangat tinggi terhadap aplikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan (HACCP dan Sistem ISO 22000). Selain karena peraturan dan regulasi yang ditetapkan cenderung sangat kuat, produk perikanan juga masuk kategori produk dengan resiko tinggi. Tentu saja pelaku industri sebaiknya berpikir untuk tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan konsumen, yang tentu saja akan berakibat kepada kepercayaan dalam bisnis.
  Menjaga kualitas. Jika industri perikanan ingin memasuki suatu area dengan segmentasi tingkat tinggi, tentu saja harus mempertimbangkan biaya kualitas sebagai bentuk akomodasi dari proses operasional bisnis. 
  Mengembangkan kompetensi SDM. Kegagalan perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan tidak memiliki aspek disiplin yang tinggi akan berakibat pada nilai hasil dalam produk. Bahan baku dengan kualitas paling tinggi sekalipun apabila tidak dapat dikelola oleh orang-orang yang memiliki kualitas SDM tinggi tidak akan menghasilkan produk yang baik.
  Penempatan dalam bisnis. Nilai keuntungan akan semakin tinggi, apabila industri perikanan tersebut menggunakan strategi dari hulu ke hilir. Artinya memiliki intervensi langsung untuk pengadaan bahan baku (tanpa menggunakan banyak perantara) dan berhubungan langsung dengan pelanggan akhir. 
  Mengembangkan inovasi dalam produk. Mengembangkan konsep produk, juga menjadi faktor penentu keberlangsungan dari usaha perikanan. Produk dengan penambahan nilai, atau yang biasa disebut dengan value added product, memiliki nilai penyerapan yang luas karena dapat menjangkau bagian hilir dari bisnis. 
  Mematuhi peraturan. Khusus untuk perikanan kepatuhan ini akan mempengaruhi perijinan operasional untuk kebutuhan ekspor. Sebaiknya perusahaan memastikan adanya komitmen yang kuat baik itu finansial maupun legalitas untuk mematuhi persyaratan yang ada, seperti aspek legalitas ekspor impor, penjaminan limbah serta pemeriksaannya dan aturan terkait lainnya.
  Membangun pasar. Strategi yang tepat dalam industri perikanan, adalah pelaku industri perikanan harus mampu membaca kebutuhan pasar. Pasar retail dan food service adalah pasar yang memberikan nilai penyerapan yang tinggi pada beberapa negara, sehingga pelaku industri ada baiknya mempelajari prilaku dari negara tersebut untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan dalam menempati pasar yang dimaksud.
  Di atas merupakan beberapa strategi usaha perikanan budidaya. Namun satu hal yang lebih menentukan keberhasilan dalam memajukan perikanan budidaya Indonesia adalah adanya kerja sama yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan, para peneliti akademis di bidang perikanan, kelompok usaha mikro kecil menengah (UMKM), pelaku usaha, dan masyarakat secara umum. Di samping itu, untuk mewujudkan pemerataan kesuksesan di bidang perikanan budidaya, perusahaan-perusahaan besar di bidang perikanan budidaya seperti CPPrima harus terus memberikan dedikasi kepada para pelaku usaha kecil dan menengah.

Referensi: